SURABAYA, KOMPAS - Semua bayi berisiko tinggi
mengalami perkembangan otak yang abnormal. Deteksi dini diperlukan agar
kualitas otak bayi diketahui sejak awal sehingga bisa diselamatkan.
Dokter
spesialis anak dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga/RSUD dr
Soetomo, Ahmad Suryawan, mengatakan, otak bayi berkembang 80 persen
pada 3-4 bulan pertama sejak kelahiran. Usia itu merupakan masa penting
untuk menyelamatkan otak bayi agar tumbuh menjadi generasi berkualitas.
”Perkembangan
otak tidak bisa diprediksi. Ada anak yang lahir dengan otak normal,
tapi dalam perkembangan menjadi abnormal. Sebaliknya, ada anak yang
lahir abnormal, dalam perkembangan malah jadi normal,” ujarnya, Senin
(4/6), di Surabaya.
Menurut Suryawan, perkembangan otak bayi
dipengaruhi berbagai faktor. Kelahiran prematur, infeksi, berat badan
sangat rendah, terlalu lama di inkubator, kejang, trauma kepala, gizi
buruk, kehamilan dan kelahiran berisiko, hingga pola asuh merupakan
faktor risiko yang memengaruhi perkembangan otak bayi.
”Dengan
deteksi dini, kelainan pada bayi bisa cepat diketahui sehingga bisa
segera dilakukan intervensi untuk menyelamatkan,” kata Suryawan.
Ia
menambahkan, deteksi dini bisa dilakukan dengan mengamati gerakan
spontan bayi. Tenaga medis harus bisa membedakan mana gerakan normal
dan mana abnormal. Pengetahuan tentang gerakan spontan juga harus
ditransfer kepada orangtua bayi sehingga mereka berperan dalam menjaga
perkembangan otak bayi.
Dokter spesialis anak lain, Agus
Harianto, menuturkan, tenaga medis dan orangtua bisa memprediksi
kualitas otak bayi dengan mengamati refleks primitif bayi. ”Bisa
dilihat genggaman tangannya, lalu apakah dia bisa menjejakkan kaki,
apakah dia bisa mengangkat kepala,” katanya.
Menurut dia,
perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran kini semakin membuka peluang
untuk menyelamatkan otak bayi. Karena itu, dokter anak dan dokter umum
harus dibekali pengetahuan terbaru tentang deteksi dini otak bayi.
Upaya
menyelamatkan otak bayi juga harus diimbangi dengan kebijakan
pemerintah. Untuk itu, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga dan
RSUD dr Soetomo akan menggelar seminar bertema ”Save Our Child’s Brain!
What do we expect then?” pada 9-10 Juni di Surabaya. Acara akan diikuti
sekitar 600 dokter anak dan dokter umum dari sejumlah daerah di seluruh
Indonesia. (ARA)
Deteksi dini
Langganan:
Postingan (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar